Monday, July 29, 2013

Review Film Another Live Action


Ketika ada “Yang lain” yang menyelinap masuk, dan ikut hidup bersama kita.

Saya menonton film ini karena memang saya nge-fans dengan artis muda Hashimoto Ai. Setelah saya tonton, rasanya saya tidak menyesal telah menontonnya. Ide film ini lumayan unik dan beraliran thriller - fantasi. Film yang disutradarai oleh Takeshi Furusawa ini merupakan adaptasi dari anime yang berjudul sama yakni Another (dalam katakana Jepang dibaca: A-Na-Za-).

Cerita ini bersetting di kota Yomiyama, pada tahun 1998. Film ini dibuka dengan adegan Sakakibara Kouichi (Kento Yamazaki) yang sedang menderita sesak nafas, dan sedang dilarikan ke rumah sakit. Dalam koma, Kouichi bermimpi bahwa dirinya bertemu dengan ibu kandungnya yang sudah meninggal sejak 15 tahun lalu. Saat Kouichi hendak menghampiri ibunya, ada seorang gadis berseragam SMP yang menahannya. 


Mimpi Kouichi berlanjut di dunia nyata. Saat Kouichi sedang berjalan di lorong rumah sakit, dia melihat gadis yang sama seperti di dalam mimpinya. Gadis itu berwajah dingin, mata kirinya ditutup dengan penutup mata, dan dia berjalan pelan dengan membawa sebuah boneka. Kouichi yang penasaran memutuskan untuk mengejar gadis itu hingga ke dalam lift. Namun sakit di dadanya, membuat dia tidak dapat bertanya lebih lanjut kepada gadis misterius itu. Ditambah lagi, gadis itu seperti menghindari Kouichi. Mengapa saya katakan “seperti” menghindari? Karena gadis itu selalu muncul dimanapun Kouichi berada, namun selalu menghilang tatkala Kouichi hendak mengejarnya.

Saat Kouichi dinyatakan sembuh, dia segera masuk ke sekolah baru, tepatnya di kelas 3-3. Di kelas itu pula Kouichi melihat gadis itu duduk di bangku paling belakang. Ketika Kouichi bertanya mengenai  gadis itu kepada teman-teman sekelasnya, tak ada satu murid pun yang mengetahui. Kouichi mulai berpikir bahwa gadis itu adalah hantu yang berkeliaran. Rasa penasaran Kouichi semakin memuncak. Dia heran apa yang sebenarnya diinginkan oleh gadis itu. Dan siapa gadis itu? Namun sayangnya, teman-teman sekelasnya sama sekali tidak mau memberikan informasi apapun. Mereka seolah-olah menyembunyikan sesuatu.

Rasa penasaran Kouichi membuatnya terus menyelidiki mengenai gadis itu. Hingga suatu ketika Kouichi berhasil mengungkap nama gadis itu, yakni Misaki Mei (Hashimoto Ai). Teman-teman sekelasnya yang merasa gerah terhadap tingkah laku Kouichi, mulai bercerita bahwa 26 tahun lalu ada seorang gadis yang meninggal. Gadis itu bernama Misaki. Misaki adalah seorang gadis populer yang sangat disayangi oleh teman-temannya. Karena teman-teman sekelasnya tidak dapat menerima kematian Misaki, maka teman-temannya menghadirkan sosok Misaki dalam bentuk boneka. Mereka memperlakukan boneka itu seperti Misaki. Namun sejak saat itu, kematian-kematian aneh mulai terjadi. Fenomena itu melibatkan murid-murid kelas 3-3, dan juga kerabat murid. Semuanya meninggal dalam cara yang aneh.

 Saat kelulusan, wali kelas 3-3, Chibiki sensei, menemukan keanehan pada kelas 3-3. Ada sebuah bangku “lebih”. Dia tidak mengenali siapa murid itu. Dia menyadari ada seseorang yang seharusnya sudah mati, kembali hidup dan menyamar menjadi siswa di dalam kelas. 

Peraturan pun dibuat untuk membuat jumlah murid tetap seimbang. “Peraturan” yang tidak diketahui oleh Kouichi ini pun membuat kematian demi kematian kembali terjadi. Korbannya adalah teman-teman sekelas Kouichi sendiri, guru, dan juga kakak dari Mizuno (Salah satu murid yang ada di kelas 3-3 itu).

Menurut saya kematian-kematian yang dialami oleh para korban cukup sadis, dan membuat saya menutup mata karena tak berani melihatnya. Tapi jangan khawatir. Tak sepenuhnya film ini bernuansa gelap dan sadis. Film ini juga diisi oleh romantisme persahabatan yang terjalin di antara Kouichi dan Misaki Mei. Akting para pemain oke. Tetapi menurut saya akting pemain utama agak kaku. Ekspresi wajahnya terlalu datar, sehingga tidak dapat membangun “atmosfer” yang tepat. Contohnya saat dia melihat teman sebangkunya meninggal di depan matanya. Ekspresi yang ditampilkan oleh Kouichi sangat tidak natural, dan cenderung datar. Ekspresi wajah Kouichi seperti berkata “Ah, ini hal yang biasa.”. Sedikit aneh, karena di film itu, Kouichi baru pertama kali melihat ada orang mati di depan matanya. Tidakkah seharusnya dia melongo, atau menjerit? Atau minimal keringat dingin.

Lupakan soal itu. Menurut saya film ini cukup menghibur, karena banyak bintang-bintang muda yang segar. Di satu sisi film ini juga membutuhkan konsentrasi yang tinggi, agar kita mampu memahami seluruh jalan ceritanya. Jadi saya sarankan jangan pernah ketinggalan satu menit pun ketika menonton film ini, atau anda akan dibuat bingung.
 

5 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. aku sedikit kurang paham sama endingnya, jadi chibiki sensei itu kan udah mati taun 1998 tapi hidup lagi tahun 2012, berarti fenonema ini gak akan beres-beres dong, berarti chibiki sensei di taun selanjutnya harus dibunuh dong karena dia makhluk yang seharusnya udah mati.keren deh film film jepang bikin yang nonton juga berfikir keras.

    ReplyDelete
  3. Mungkin kouichi itu psiko diem diem wkwkkw makanya bisa datar. Btw, if you're a big fan of Hasimoto Ai, I'm the one who being a fan of Yamazaki Kento for sure wkwkwk

    ReplyDelete
  4. Mau nonton ini tapi takut. Adegan nya sama semua ga sih sama di anime?

    ReplyDelete